Januari 08, 2016

Maaf Untuk Yang Terakhir Kalinya




Hidup adalah pilihan saling menyakiti atau pergi mungkin itu arti kehidupan bagi saya. Ya aneh, karena ketika semua orang mulai saling mencintai saya memilih untuk pergi bukan tanpa sebuah alasan yang tidak jelas, belajarlah dari kesalahan itu yang sedang saya coba terapkan. Ini mungkin kenak-kanakan tapi inilah pendirian saya. Sesal iya mungkin, karena orang yang membuat saya menjadi seperti ini sekarang sudah tidak ada lagi, ya kata terkahirnya masih teringat di kepalaku walaupun lewat BBM, bahkan entah kenapa aku pun tak bisa melupakannya padahal pacar saja bukan cuma sekedar spesial menurut saya. Ini mungkin juga karena kesalahan saya yang terlalu bodhoh kenapa saya tidak jadikan pacar saja dia ? Ya mungkin akhirnya tidak seperti ini. Apa karena kata-katanya “kalau dia sudah bosan dengan pacaran dan memilih untuk sendiri ketika putus dari hubunganya yang terakhir” iya dulu pernah aku dekat layaknya pacar namun aku menjauh entah karena alasan apa mungkin karena alasan pada paragraf pertama. Ya kenapa alasan itu bisa muncul mungkin aku sama seperti dia sudah bosan dengan pacaran jadi seperti aku memainkan dia, padahal tidak. Berpuluhan kali berpacaran akhirnya pun putus. Iya mungkin ini alasannya.
BACA JUGA : 10 Tahun Membenci Seumur Hidup Mencintai

Iya mungkin keruwetan kata-kata diatas adalah isi hati  fikiran saya saat ini. Tapi ketahuilah ini terkhir kalinya saya membahas kamu melalui sebuah ketikan yang ruwet ini. Semoga tuhanmu memilihkan seorang yang benar-benar mencintaimu. And satu lagi jangan kebanyak makan yogurt gak baik.

3 komentar

Semua bisa berkomentar di blog ini termasuk anonim, jadi gunakan kolom komentar di bawah dengan bijak, segala bentuk komentar yang bersifat merugikan akan di hapus oleh admin. Link error ataupun link rusak bisa menghibungi melalui Contact Us atau langsung berkomentar .

Blogger yang baik selalu menyempatkan berkomentar.


EmoticonEmoticon